Kamis, 17 Juni 2010

Tujuan Layanan Konsultasi

Tujuan dari layanan konsultasi adalah sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan dan mengembangkan lingkungan belajar bagi siswa, orang tua dan bagipetugas sekolah lainnya.
2. Untuk meningkatkan komunikasi dalam rangka membantu perkembangan siswa.
3. Menyatukan orang - orang yang memiliki peran dan fungsi berbeda dalam layanan bimbingan dan konseling.
4. Meningkatkan layanan ahli.
5. Meningkatkan pendidikan para guru dan petugas seklah lainnya.
6. Membantu berbagai pihak mempelajari tentang perilaku.
7. Menciptakan lingkungan belajar antara berbagai pihak dengan fungsi dan tugas yang berbeda - beda.
8. Mendorong motivsi bantuan mandiri.

Definisi Psikologi Pendidikan

Definisi psikologi pendidikan, yaitu :
1. Merupakan disiplin ilmu yang membahas tentang perilaku manusia baik sebagai individu maupun kelompok dalam hubungannya dengan lingkungan kependidikan.
2. Disiplin psikologi yang berhubungan dengan masalah - masalah kependidikan.
3. Disiplin ilmu yang mempelajari dengan cakupan semua hal yang bersifat kependidikan terutama belajar, mengajar, pendidik dan peserta didik.

Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling

SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Nama Sekolah : SMP N 4 TEGAL
Kelas : IX
Tahun Pelajaran : 2009/2010

Tujuan : Mencapai kematangan pertumbuhan jasmani yang sehat
A. Topik Permasalahan : Meningkatkan rasa percaya diri
B. Bidang Bimbingan : Pribadi
C. Jenis Layanan : Bimbingan Klasikal
D. Fungsi Layanan : Pemahaman dan pengembangan
E. Kompetensi yang Ingin Dicapai :
1. Siswa dapat meningkatkan rasa percaya diri
2. Siswa dapat mengetahui cara dan faktor-faktor yang ada dalam meningkatkan rasa percaya diri.
F. Sasaran : Siswa kelas XI
G. Uraian Kegiatan dan Materi Layanan :1. Guru Pembimbing berkenan memberikan penjelasan tentang pengertian rasa percaya diri dan cara meningkatkan rasa percaya diri.
2. Guru Pembimbing memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan pendapat tentang rasa percaya diri.
3. Siswa aktif dan efektif dalam memberikan pendapat tentang meningkatkan rasa percaya diri.
2. Materi Layanan : Terlampir
G. Metode Pendekatan : Ceramah
H. Tempat penyelenggaraan layanan : Ruang kelas IX
I. Waktu : 1 x 45 menit
J. Pihak yang terkait : Wali kelas dan siswa IX
K. Alat dan Perlengkapan : 1 Perlengkapan kelas
2 Buku-buku modul BK
L. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut:
1. Penilaian
a. Penilaian Proses
Mengamati keaktifan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok yang membahas tentang meningkatkan rasa percaya diri.
b. Penilaian Hasil
Siswa telah memahami tentang cara meningkatkan rasa percaya diri.
2. Tindak Lanjut
Memberikan layanan lanjutan berupa layanan konseling individu.
N. Keterkaitan Layanan dan Layanan Pendukung :
O. Catatan khusus : Guru pembimbing mengobservasi tingkah laku siswa disekolah.

Faktor - faktor yang Meningkatkan dan Mengurangi Rasa Percaya Diri

Ketidak percayaan diri membuat seseorang menjadi marah terhadap dirinya sendiri dan mengakibatkan terganggunya prestasi belajar. Sebagian besar anak yang mearasa gagal dengan prestasinya sulit untuk mengembangkan kepercayaan diri. Takut dengan tugas yang menantang, takut akan kegagalan, dan terbiasa dalam mengambil tugas yang tantanggannya sedikit. Disini peran orang tua sangatlah berarti untuk memberikan motivasi ataupun penghargaan-penghargaan kecil untuk mningkatkan kepercayaan diri itu. Jangan diberikan hukuman apabila anak mendapat nilal yang jelek disekolahnya. Dukungan-dukungan bisa berupa kata-kata motivasi, pelukkan, ciuman, belaian lembut.
• Ada beberapa factor yang dapat membantu menigkatkan rasa percaya diri :
1. Pengenalan diri, mutlak diperlukan bagi siapa saja untuk mengenai dirinya sendiri, segala kelebihan maupun kekurangan setidaknya diketahui untuk dapat meningkatkan perkembangan sikap pribadi.
2. Umpan balik adalah sarana yang efektif untuk berinteraksi baik dengan diri sendiri maupun lingkungannya untuk memperoleh jati diri kita yang sebenarnya agar mempermudah perkembangan sikap pribadi.
3. Upaya pembentukan sikap adalah sebuah upaya untuk mengembangakan segi positif dan mengatasi segi negative yang dimiliki sehingga mampu memupuk ikap-sikap positif sesuai dengan peran anda sebagai remaja saat ini.
4. Pengembangan diri, hendaknya segala dengan penyesuaian terhadap lingkungan sosial yang dapat membangkitkan rasa puas karena selain anda mampu mengembangkan diri, lingkunganpun bias menerima diri anda dengan baik
Keseluruhan factor tersebut tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan kagiatan dilingkungan anda.
• Ada beberapa factor yang dapat mengurangi rasa percaya diri :
1. Kemampuan / potensi seseorang yang mulai berkembang akan luntur secara tiba-tiba jika banyak orang disekitarnya mempunyai kemampuan lebih dari dirinya.
2. Kecantikan / keterampilan seseorang yang terlihat sekilas,akan luntur secara tiba-tiba bagi pemiliknya karena adanya kekurangan yang ada pada dirinya.

Layanan Bimbingan dan Konseling

 Layanan Bimbingan dan Konseling
Menurut Prayitno (1997:35-38) mengemukakan berbagai jenis layanan yang perlu dilakukan dalam pelayanan bimbingan dan konseling yang mencakup layanan :
a. Layanan Orientasi, yaitu layanan bimbingnan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (konselee) memahami lingkungan yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik dilingkungan yang baru.
b. Layanan Informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (konselee) menerima dan memahami informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik.
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (konselee) memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat sesuai dengan potensi, bakat, dan minat, serta kondisi pribadinya.
d. Layanan Pembelajaran, yaitu layanan bimbingna dan konseling yang memungkinkan peserta didik (konselee) mengembangkan diri berkenaan dengna sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
e. Layanan Konseling Perorangan, yaitu layanan bimbingna dan konseling yang memungkinkan peserta didik (konselee) mendapatkan layanan langsung tatap muka (face to face) dengan guru dalam rangka pembahsan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.
f. Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (konselee) secara bersama – sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu dan membahas secara bersama – sama pokok bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari – hari serta untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau tindakan tertentu.
g. Layanan Konseling Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (konselee) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang dibahas itu adalah masalah – masalah pribadi yang dialami oleh masing – masing anggota kelompok.

Prinsip - prinsip Bimbingan dan Konseling

 Prinsip – prinsip Bimbingan dan Konseling
Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fundasi atau landasan bagi pelayanan bimbingan. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolahmaupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling adalah:
1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konselee. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konselee, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah, baik pria maupun wanita, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).
2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individual. Setiap konselee bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konselee dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konselee, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
3. Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konselee yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
4. Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala sekolah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai teamwork.
5. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan konseling. Bimbingan diarahkan untuk membantu konselee agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada konselee, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan konselee diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konselee untuk memper-timbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan konselee untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.
6. Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya.

Tujuan Bimbingan dan Konseling

Dalam berbagai literatur tentang bimbingan dan konseling, para ahli mengemukakan tentang tujuan bimbingan dan konseling yang beragam, tetapi pada intinya akan menerucut pada tujuan yang sama yaitu tercapainya perkembangan para peserta didik/klien secara optimal dan tercapainya penyesuaian diri
Tujuan umum pelayanan bimbingan dan konseling pada dasarnya sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri, karena bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari sistem pendidikan. Pada UU No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional(SISDIKNAS), tujuan pendidikan adalah terwujudnya manusia indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangasaan.
Upaya bimbingan dan konseling memungkinkan peserta didik mengenal dan menerima diri sendiri serta mengenal dan menerima lingkungannya secara positif dan dinamis serta mampu mengambil keputusan, mengamalkan dan mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif sesuai dengan peranan yang diinginkannya masa depan.
Tujuan bimbingan dan konseling secara khusus adalah untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan – tujuan perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.